Tuhan, aku ini nggak pandai bicaraSuruhlah orang lain untuk membawa pesan-Mu" Kira-kira begitulah jawaban Musa, ketika Tuhan memanggil Musa dan mengutusnya untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir. Musa merasa tidak pintar bicara apalagi bila bertemu dengan raja Firaun, penguasa bangsa Mesir. Kalau dalam bahasa sekarang Israeldan Musa. Pada sekitar Abad ke-12 SM, Nabi Musa berhasil menyelamatkan kaumnya (bangsa Yahudi/Bani Israel) terkepung oleh pasukan Fir'aun.Nabi Musa membawa kaumnya keluar dari Mesir (exodus) untuk menghindari kejaran pasukan Fir'aun.Kisah Nabi Musa. Kisah Nabi Musa bermula ketika dia berkelahi dengan orang Mesir karena membela seorang Yahudi. Begitujuga ketika mereka menghadap Firaun untuk meminta agar membebaskan bangsa Israel. Keluaran 4 : 29 - 31 Lalu pergilah Musa beserta Harun dan mereka mengumpulkan semua tua-tua Israel. Harun mengucapkan segala firman yang telah diucapkan Tuhan kepada Musa, serta membuat di depan bangsa itu tanda-tanda mujizat itu. Musa adalah seorang rasul dan nabi pilihan Allah yang diutus menghadap kepada kaum Fir'aun, serta diutus membebaskan Bani Israel menghadapi penindasan bangsa Mesir. Musa dikenal sebagai perantara dalam hal pengajaran agama dan pengampunan dosa untuk Bani Israel. Musa bergelar Kalimullah (seseorang yang berbicara dengan Allah). Musa merupakan ceritabangsa israel keluar dari mesir bebaskan umatku superbook part 2 youtube MUSA MEMBEBASKAN BANGSA Portal ISRAEL DARI BERHALA. Mengapa Penting Kisah Keluaran Benar Secara Historis Satu Harapan Harun kembali membawa Musa karena di mereka bersungutsungut mati lebih dan Mesir. Tuhanpeduli terhadap tangisan dan erangan bangsa Israel, lalu mengutus Musa untuk membebaskan bangsa itu dari perbudakan Mesir. "Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan Setelahtulah anak sulung, Firaun akhirnya membebaskan bangsa Israel dari perbudakan. Namun ia berubah pikiran dan mengejar umat israel hingga ke Laut Merah. Atas perintah Tuhan Yesus, Musa membelah Laut Merah, sehingga umat Israel dapat menyeberang. Firaun dan pasukannya turut menyeberang untuk mengejar Israel. Makasehari sebelum hari Sabat Allah memberikan manna untuk keperluan dua hari. Roti manna ini dapat dimakan langsung, namun umumnya dibakar dan dijadikan kue. Allah menurunkan manna ini selama sekitar empat puluh tahun, sampai bangsa Israel sampai di Gilgal di tanah Yerikho (Yos 5:12). Di PB, Kristus menggunakan manna sebagai simbol Ekaristi Akhirnyaraja membebaskan bangsa Israel. Namun, ketika bangsa Israel sudah keluar, raja menyesal melepaskan mereka. raja menyuruh tentara Mesir mengejar untuk menangkap bangsa Israel lagi. Bangsa Israel sangat ketakutan. Lalu Allah memberi kekuatan pada Musa untuk membuat mukjizat atau keajaban membelah air laut Teberau menjadi sebuah jalan. Adabanyak mujizat yang dilakukan oleh Musa, salah satunya adalah dengan membelah laut menjadi dua agar Bangsa Israel bisa terbebas dari kejaran Bangsa Mesir. Hanya dengan menggunakan sebuah tongkat yang dipegang oleh Musa, Laut Merah terbelah menjadi dua bagian pada beribu-ribu tahun yang lalu. EKSPOSISIMUSA (1) : SEORANG PEMBEBAS BANGSA ISRAEL LAHIR. Musa merupakan seorang tokoh besar yang kita kenal melalui Alkitab, karena dia dipakai Allah untuk membawa bangsa Israel, bangsa yang sangat besar, bangsa pilihan Allah, keluar dari perbudakan Mesir menuju tanah yang dijanjikan. Selama 40 tahun perjalanan tersebut, Allah memimpin Musa PerancanganKomik Musa Membebaskan Bangsa Israel Berdasarkan Alkitab Sebagai Media Edukasi Rohani Kepada Anak . Tersimpan di: Main Author: Garit Karenobel, 1012043024: Format: dan salah satu cerita di dalamnya terdapat kisah Musa yang sangat terkenal dan menarik. Dengan menggunakan komik sebagai medianya, membaca kisah Musa akan lebih mudah KESABARANMUSA Musa berhadapan dengan bangsa penggerutu (Kel 5:1-23) di Mesir = membusukkan nama bangsa Israel di depan Firaun (Kel 14:11-12) di tepi Laut Teberau (Kel 15:22-27) di Mara dan Elim dan (Kel 17:1-17),di Masa dan Meriba (Bil 11:4-23) Mereka tidak puas karena makanan di padang gurun tidak lengkap seperti pada waktu di Mesir Legendamenjadikan Mikail sebagai guru Musa; sehingga bangsa Israel berutang kepada pembela mereka untuk Torah yang sangat baik. Gagasan ini dirujuk dalam Midrash Deuteronomy Rabbah xi. 6 dalam pernyataan bahwa Mikail menolak untuk mengantarkan jiwa Musa kepada Allah dengan alasan bahwa ia adalah guru Musa. Diakhir khotbah panjang Musa (pasal 12-26), Musa menantang umat Israel untuk mengikrarkan ulang komitmen mereka untuk setia kepada Tuhan, sama seperti ikrar orang tua mereka dengan TUHAN di Sinai empat puluh tahun silam . Ayat 17 dapat diterjemahkan: "Hari ini engkau telah berjanji kepada TUHAN bahwa Ia akan menjadi Allahmu" berarti umat qt9No. Claudia Jessica Official Writer Alkitab tidak banyak menceritakan tentang istri Musa yang bernama Zipora. Namun, zipora berperan penting dalam menyelamatkan Musa dari murka Allah ketika hendak membebaskan Bangsa Israel dari Mesir. Kisah ini diceritakan pada kitab Keluaran pasal 4, dimana Allah mengutus Musa kembali ke Mesir untuk membebaskan Bangsa Israel dari Firaun. Musa dan Harun pergi ke Mesir bersama dengan istri dan keduanya anak Musa. Namun, di tengah perjalanan mereka menuju ke Mesir, Tuhan bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya. Zipora yang menyadari hal ini, segera mengambil pisau batu dan memotong kulit khitan anaknya untuk menyelamatkan Musa. Keluaran 424-26 Tetapi di tengah jalan, di suatu tempat bermalam, TUHAN bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya. Lalu Zipora mengambil pisau batu, dipotongnya kulit khatan anaknya, kemudian disentuhnya dengan kulit itu kaki Musa sambil berkata "Sesungguhnya engkau pengantin darah bagiku." Lalu TUHAN membiarkan Musa. "Pengantin darah," kata Zipora waktu itu, karena mengingat sunat itu. Fakta ini cukup mengejutkan ketika kita menemukan Allah hendak membunuh Musa di tengah perjalanan-Nya menuju Mesir untuk menggenapi Firman Allah sendiri. Mungkin juga ada beberapa pertanyaan yang muncul, seperti - Mengapa Tuhan hendak membunuh Musa di tengah perjalanannya ketika melakukan apa yang Tuhan minta? - Bagaimana mungkin Zipora tahu apa yang harus dilakukan untuk menghentikannya? Ada beberapa spekulasi dalam menjawab kedua pertanyaan tersebut. Namun jawaban yang pasti dapat kita temukan di Alkitab. BACA JUGA FaktaAlkitab - Tuhan Mau Bunuh Musa! Benarkah? Beberapa orang berpendapat bahwa Tuhan marah kepada Musa lantaran ia dipilih untuk memimpin Bangsa Israel dan mengajarkan hukum kepada mereka, namun Musa sendiri tidak mengikuti hukum itu. Ketika Tuhan hendak membunuh Musa di tengah perjalanannya menuju Mesir, kita dapat melihat bahwa Zipora menyelamatkan Musa dengan mengkhitan atau menyunat anaknya. Kejadian 179-14 memberitahu kita bahwa Allah memerintahkan sunat kepada umat-Nya Lagi firman Allah kepada Abraham "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun. Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal. Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya ia telah mengingkari perjanjian-Ku." Musa mungkin tidak ingin mengkhitan anaknya pada hari kedelapan seperti yang diperintahkan Tuhan. Tapi, Ketika serangan itu datang pada Musa, secara naluriah Zipora mengetahui masalahnya dan mengambil tindakan untuk menyelamatkan suaminya. Pelajaran yang dapat kita petik dari Zipora BACA HALAMAN SELANJUTNYA -> Sumber Halaman 12Tampilkan Semua Oleh Jekson Pardomuan “Lalu turunlah TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi.” Bilangan 11 25 DALAM perjalanan hidup kita me­ngikut Tuhan, kita sangat kenal dengan ketokohan Nabi Musa. Musa menjadi pemimpin yang membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan di Tanah Mesir. Tuhan sangat menyayangi Musa dan memberinya kekuatan untuk melepaskan bangsa Israel dan membebaskan bangsa Israel dari kekangan raja Firaun. Musa, merupakan salah satu tokoh besar dalam sejarah bangsa Israel. Keto­kohan Musa tercacat mulai dari kela­hirannya, kisah drama bagaimana bayi Musa diselamatkan dari rencana pem­bu­nuhan bayi oleh perintah Raja Firaun, kemudian Musa diangkat menjadi anak angkat Firaun, dibesarkan di istana Firaun, melarikan diri dari Firaun karena takut ketahuan membunuh seorang dari bangsa Mesir demi membela bangsanya, mengalami "pembuangan" dalam arti pem­bentukan Tuhan selama 40 tahun di Tanah Midian, kemudain kembali ke Mesir untuk membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan menuju negeri yang baik dan luas, negeri yang berlimpah susu dan madunya. Musa memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir juga ditandai dengan "perang" antara Tuhan dan Firaun yang diwakili oleh Musa, kisah sepuluh tulah dan kisah-kisah lainnya menyertai keluar­nya bangsa Israel, kemudian bangsa Israel menyeberangi Laut Teberau. Musa menunjukkan kekuasaan Tuhan dalam me­nolong bangsa Israel menyeberangi laut yang terbelah, kemudian setelah mereka berada di seberang, air laut yang terbelah kembali menyatu dan mengha­nyutkan tentara Mesir yang mengejar mereka. Lantas apa yang patut kita teladani dari kepemimpinan Musa? Pertama, dalam kepemimpinannya, Musa menjalankan­nya atas nama Tuhan, maksudnya Musa memang mendapatkan panggilan itu dari Tuhan, bukan sebuah ambisi pribadi. Pang­gilan Tuhan itu mencakup visi kepada bangsa Israel. Berbeda sangat jauh dengan calon-calon pemimpin yang menyatakan diri­nya siap menjadi pemimpin. Pemimpin yang bagaimana? Karena banyak sekali manusia sekarang yang berkeinginan menjadi pemimpin dengan berbagai cara, bahkan ada yang sampai mengorbankan banyak uang demi untuk mendapatkan jabatan pemimpin. Alkitab menuliskan banyak hal tentang Musa dan kepemimpinannya. Musa memiliki rasa yang sangat perduli terhadap bangsa Israel, apalagi melihat karakter dan keadaan bangsanya selama ia di istana Firaun. Musa memiliki ke­ingin­an yang sangat kuat untuk mele­pas­kan bangsa Israel dari perbudakan. Di dalam kehidupannya, Musa memi­liki sifat yang rendah hati, khususnya di hadapan Tuhan. Musa takluk kepada ke­hen­dak Tuhan. Musa mendengarkan Tuhan. Musa melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Musa selalu bertanya kepada Tuhan sebelum melakukan sesua­tu. Musa tidak gegabah. Musa memiliki hubungan pribadi yang baik dengan Tuhan. Kemudian, Musa memimpin dalam kuasa Tuhan, artinya Musa mengandal­kan Tuhan dalam kepemimpinannya. Musa juga memiliki manajemen kepe­mimpinan yang baik. Setelah mendengar usulan mertuanya, Musa merumuskan kete­tapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada bangsa Israel termasuk tentang hak budak, peraturan kebaktian, jaminan nyawa sesama manusia, tentang orang-orang tak mampu dan lain-lain. Di dalam kepemimpinannya untuk membawa bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir, Musa mengangkat orang-orang untuk ditempatkan memimpin dibawah ke­p­emimpinannya. Yaitu menjadi pe­mim­pin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pe­mimpin sepuluh orang. Perkara-per­kara kecil akan diselesaikan para pemim­pin yang diangkatnya, perkara-perkara besar akan dibawa ke Musa. Rendah Hati Tak bisa meneladani kepemimpinan Musa secara utuh, paling tidak kita bisa menjadi pemimpin-pemimpin kecil yang bisa memberi manfaat bagi orang-orang yang kita pimpin. Contoh kecilnya adalah menjadi pemimpin ditengah-tengah keluarga kita sendiri. Bagaimana mung­kin kita bisa memimpin sebuah per­usahaan kalau keluarga sendiri belum bisa kita pimpin. Di Alkitab Perjanjian Baru ada juga dituliskan tentang Musa, Kisah Para Rasul 3 22 menuliskan “Bukankah telah dikatakan Musa Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama se­perti aku Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu.” Kehidupan berbangsa dan bernegara seperti sekarang ini, banyak sekali ma­nusia yang kurang menyadari kemam­puannya sampai sejauh mana dan apakah benar Tuhan memilih dan memakainya untuk menjadi perwakilan sebagian besar umat? Dalam waktu yang tidak lama lagi, beberapa kabupaten/kota di Sumatera Utara akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah secara langsung. Harapan kita ke depan adalah muncul pemimpin-pemim­pin yang takut akan Tuhan. Bukan pe­mim­pin yang pura-pura takut sama Tuhan, padahal kelakuannya sangat jauh dari harapan. Harapan kita ke depan akan muncul pemimpin yang dari Tuhan, bukan pemimpi yang memaksakan diri menjadi pemimpin. Meneladani kepemimpinan Musa yang bisa kita lakoni adalah selalu rendah hati dan tidak merepotkan orang lain da­lam kehidupannya. Berbeda sangat jauh dengan calon-calon pemimpin yang bermunculan saat ini. Belum duduk jadi pemimpin saja mereka sudah merepotkan orang lain. Kepemimpinan Musa adalah kepe­mim­pinan yang murni pilihan Tuhan dan perintah tugasnya dari Tuhan. Bukan dibuat-buat atau diciptakan begitu saja agar orang lain merasa diperhatikan, padahal dibalik kepeduliannya sebagai calon pemimpin itu ada sesuatu yang diharapkannya di kemudian hari. Meneladani Musa tak ada bedanya dengan kita meneladani Yesus sebagai Juru Selamat kita sebagai orang-orang yang berdosa. Ketika kita terpilih menjadi seorang pemimpin, serahkan saja semuanya kepada Tuhan dengan rendah hati, maka Tuhan akan menunjukkan cara-cara terbaik bagi Anda untuk men­jadi pemimpin yang benar-benar diberkati Tuhan. Jadilah pemimpin yang berhasil dalam membawa perubahan bagi kelompok kecil yang Anda pimpin, yaitu keluarga. Keluarga adalah kelompok kecil yang kita pimpin untuk selalu dekat kepada Tuhan dan bisa bersama-sama meneladani kepemimpinan Musa dalam menyelamatkan bangsa Israel. Amin. TRIBUNMANADO, - Musa adalah seorang pemimpin dan nabi orang Israel yang menyampaikan Hukum Taurat dan menuliskannya dalam Pentateveh/Pentateukh Lima Kitab Taurat dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen Ia ditugaskan untuk membawa Bani Israel Israel keluar dari Mesir. Dilansir dari wikipedia, Nama musa disebutkan sebanyak 873 kali dalam 803 ayat dalam 31 buku di Alkitab Terjemahan Baru dan 136 kali di Al-Quran. Musa harus melewati berbagai macam rintangan sebelum akhirnya benar-benar menerima mandat sebagai orang yang diutus oleh Allah untuk membebaskan bangsa Israel, misalnya hampir dibunuh ketika ia masih bayi, dikejar-kejar oleh Firaun, sampai harus menjalani hidup sebagai gembala di tanah Midian selama 40 tahun. Itu semua diijinkan Tuhan untuk membentuk karakternya, sampai akhirnya Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dalam peristiwa semak duri yang menyala, tetapi tidak dimakan api. • Kantor Dewan Pengawas Disegel, Berikut 5 Alasan Helmy Yahya Dicopot Jabatan Sebagai Dirut TVRI Pada akhirnya, Musa tidak sampai memimpin bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan, oleh karena kesalahan perkataan Musa di Mara yang disebabkan oleh betapa pahit hati Musa menghadapi orang Israel. Musa hanya mengantarkan orang Israel sampai ke tepi timur sungai Yordan, sebelum menyeberang ke tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan tersebut. Musa akhirnya digantikan oleh abdinya yang setia yaitu Yosua bin Nun, yang akhirnya berhasil memimpin bangsa Israel masuk dan menduduki tanah Kanaan. Musa bahasa Ibrani מֹשֶׁה, Modern Mošé Tiberias Mōšeh; bahasa Arab موسى, Mūsā; bahasa Ge'ez ሙሴ Musse lahir di Mesir, ~1527 SM – meninggal di Gunung Nebo, dataran Moab, tepi timur Sungai Yordan, ~ 1407 SM pada umur 120 tahun. Melarikan diri dari Mesir Catatan Alkitab dilanjutkan lagi ketika Musa berusia 40 tahun. Waktu itu ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu. Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir. Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti. • Warga Temukan Kuburan Janin di Rumah Totok Santoso, Masa Lalu Sang Ratu Terungkap

cerita musa membebaskan bangsa israel